Setelah dua tahun menderita penyakit aneh dan 9 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HAMS Kisaran, tepatnya sejak Jumat (19/2), Ita Susilawati (19) warga Sido Keno Dusun IX Desa Suka Damai Barat Kecamatan Pulau Bandring mendadak meninggal dunia, Minggu (28/2) sekira pukul 15.40 WIB.Dr Nini Derita SpPP salah seorang dokter yang tergabung dalam tim medis RSU HAMS yang sengaja dibentuk untuk menangani penyakit Ita, mengutarakan, dua hari belakangan ini, kesehatan Ita makin menurun karena penyakit yang dideritanya makin memburuk.
Hal itu diketahui antara lain dari tensi darahnya yang makin droup dan ditambah lagi nafsu makannya berkurang. Bahkan sesaat sebelum menghebuskan napasnya yang terakhir, tercatat tensi darahnya menurun jadi 100 dari 130 sebelumnya.
Semula sebut dokter wanita ini atau setelah beberapa saat tiba di RSU HAMS kondisinya semakin membaik dan darahnya juga normal, demikian juga detakkan jantungnya. Tapi dua hari belakangan ini yang bersangkutan tampak melemah.
"Hari ini (Minggu,28-2-10) rencananya Ita akan dirujuk ke RS yang ada di Medan. Tapi niat tersebut tidak kesampaian karena pasien ini keburu meninggal," ujarnya. Tim Dokter RSUD H Abdul Manan Simatupang (HAMS) menambahkan, Ita mengalami komplikasi penyakit, sehingga diperlukan penanganan khusus, dan besar kemungkinan ia akan dirujuk ke RSUD Medan.
Dikatakannya, berdasarkan pemeriksaan rekan dokter Spesialis Kandungan, Ita mengalami penuaan dini (Menoupouse Practice) yang menyebabkan terhentinya menstruasi (haids) sebelum usianya mencapai 40 tahun. Akibat itu, Ita mengalami suhu tubuh yang tidak teratur (hot flashes) serta emosinya tidak stabil, ditambah lagi mengecilnya dinding rahim. Kondisi ini yang sangat berpengaruh terhadap penyakit Ita.
Masih darinya, begitupun dokter di RSUD HAMS itu mengatakan, penyakit itu termasuk langka dan ini merupakan yang pertama kali dirawat di RSUD Kisaran, sehingga harus ditangani dengan serius.
Ditambahkan Dr Nini, sedang menurut Dokter Spesialis penyakit Kulit dan Kelamin, penuaan dini tersebut diduga disebabkan kelainan pada hormon, karena hasil pemeriksaan, Ita tidak mengalami menstruasi (haids) selama dua tahun, dan hal itu mengakibatkan terjadinya keriput di bagian wajah dan melemahkan otot di sekitar mata.
Menurut Dr Alihanafiah, Ita diduga banyak mengkonsumsi obat-obatan dan bahan kimia tanpa adanya resep dokter.
"Namun demikian, kami tetap memeriksa pasien tersebut, karena hingga saat ini belum diketahui dengan jelas penyakitnya, disebabkan sarana dan prasarana tidak mencukupi
Sebagaimana diketahui tim dokter yang dibentuk terdiri dari delapan ahli, seperti penyakit dalam, paru, kulit, kandungan, saraf, mata, bedah dan darah, dan sampai detik ini mereka masih melakukan pemeriksaan.
Keluarga Menangisi Kepergian Ita
Sesuai amatan METRO di RSU HAMS Kisaran, Minggu (28/2), keluarga Ita sangat terpukul dengan meninggalnya Ita.
Tangisan pilu pun bersahut-sahutan sesaat setelah dokter menyatakan Ita telah meninggal. Ibu almarhumah Ita, Ramlia tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Bahkan tubuh kaku anak keduanya ini dipeluknya seraya berujar, "Telah kau tinggalkan kami nak. Padahal saya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Medan menemanimu untuk berobat. Tapi kau telah pergi selamanya, saya sangat sayang samamu," ujarnya disertai tangisan pilu.
Bahkan ibu yang memakai baju warna kemerahan berbintik kehitaman sepertinya tidak mampu berpisah dengan anaknya. Sehingga beberapa orang kaum wanita yang ada di ruang tempat Ita dirawat mencoba menghiburnya dengan membujuknya agar jangan terus menangis.
Begitupun, ibu kandung almarhum tampak sangat terpukul, walau tangisan dengan jeritan pilu bisa ditahannya. Tapi dari raut wajahnya sangat menyimpan kesedihan yang mendalam.
Sedang ayah kandung Ita, Dur Rahman yang Minggu kemarin bisa menemani anaknya satu harian karena kebetulan libur dari pekerjaannya sebagai karyawan PT BSP Kisaran, tampak lemas dan kedua matanya berlinang air mata. Ia duduk di dekat dinding kamar tempat Ita di rawat sebelumnya. Ia tampak berusahan menahan tangisnya jangan sempat pecah.
Sedang keluarga lain, teman dan elemen yang peduli dengan kondisi Ita semasa di rawat di RSU Kisaran terlihat dirundung kesedihan. Mereka terlihat berurai air mata atas kepergian Ita. Mereka selama ini sangat berharap atas kesembuhannya.
sumber: http://feedproxy.google.com/~r/Strov/~3/mqsBwpt3ECc/ita-gadis-muda-yang-memiliki-wajah.html